Investasi emas kerap dianggap kuno atau hanya cocok untuk kalangan tertentu. Padahal, kenyataannya tidak sesempit itu. Banyak anggapan keliru yang beredar di masyarakat, membuat sebagian orang ragu untuk memulai.
Nah, inilah saatnya membongkar berbagai mitos yang selama ini menutupi potensi emas sebagai instrumen investasi yang aman dan menjanjikan. Simak penjelasannya satu per satu di bawah ini!
Faktanya, emas bisa dimiliki siapa saja! Kini, dengan bantuan teknologi dan platform digital, emas bisa dibeli mulai dari 0,1 gram saja. Artinya, tidak perlu menunggu punya puluhan juta untuk mulai berinvestasi. Dengan modal yang terjangkau, sudah bisa memulai langkah awal yang cerdas dalam membangun aset. Bahkan, membeli emas sedikit demi sedikit secara rutin bisa menjadi strategi jitu untuk mengamankan keuangan jangka panjang.
Emas dikenal sebagai aset safe haven atau aset yang cenderung stabil dalam jangka panjang. Walaupun harganya bisa naik turun dalam jangka pendek, pergerakan tersebut relatif lebih tenang dibandingkan aset lain seperti saham atau mata uang kripto. Justru karena kestabilannya itulah, banyak orang menggunakan emas sebagai pelindung nilai ketika terjadi ketidakpastian ekonomi. Risiko tetap ada, tapi jauh lebih terkendali jika dibandingkan dengan instrumen lain.
Alvin Liew seorang ekonom senior, UOB Group mengatakan "Emas tetap menjadi aset lindung nilai yang menarik terutama di tengah ketidakpastian global dan tekanan inflasi."
Ini adalah kesalahan umum yang banyak dilakukan. Menunggu harga emas turun drastis justru bisa membuat kehilangan momen terbaik untuk mulai. Emas lebih cocok untuk dibeli secara berkala dalam jangka panjang, bukan hanya saat harganya murah. Strategi ini disebut dengan dollar cost averaging, yaitu membeli emas secara rutin tanpa melihat harga pasar saat itu. Dengan cara ini, Anda bisa mendapatkan harga rata-rata yang kompetitif dan mengurangi risiko membeli di saat harga terlalu tinggi.
Dulu mungkin benar. Tapi sekarang? Semuanya sudah serba digital. Anda bisa beli emas lewat aplikasi, menyimpannya di brankas digital, dan menjualnya kembali kapan saja hanya lewat ponsel. Jika Anda lebih suka menyimpan secara fisik, tersedia juga layanan penitipan emas yang aman dari berbagai lembaga keuangan terpercaya. Fleksibilitas inilah yang membuat emas semakin mudah diakses dan praktis.
Meski terdengar berkaitan, saham tambang emas berbeda jauh dari emas fisik. Saham tambang emas tetaplah saham, yang artinya memiliki risiko fluktuasi tinggi karena dipengaruhi oleh performa perusahaan, kondisi pasar, dan manajemen. Sementara emas fisik tidak terpengaruh oleh faktor internal perusahaan dan lebih stabil. Jika tujuannya melindungi nilai kekayaan, emas fisik tetap menjadi pilihan yang lebih aman.
Emas memang cenderung naik dalam jangka panjang, tetapi tidak berarti harganya akan terus menanjak tanpa hambatan. Seperti semua instrumen investasi, emas juga mengalami fluktuasi harga. Bisa saja nilainya turun dalam jangka pendek. Namun, keunggulan emas terletak pada kemampuannya untuk mempertahankan nilai beli dari waktu ke waktu. Tidak ada investasi yang benar-benar bebas risiko, termasuk emas. Namun, risikonya tergolong rendah jika dibandingkan dengan banyak aset lainnya.
Siapa bilang? Justru sekarang, emas menjadi semakin modern. Dengan kemudahan transaksi digital dan berbagai layanan penyimpanan aman, emas makin diminati oleh generasi muda. Banyak anak muda kini menjadikan emas sebagai bagian dari portofolio investasi jangka panjang mereka. Emas bukan lagi dianggap kuno, tapi sebagai alat diversifikasi cerdas yang mengimbangi risiko dari investasi lainnya.
Emas bukanlah investasi yang eksklusif atau rumit. Justru, dengan segala kemudahannya saat ini, siapa pun bisa mulai dari langkah kecil. Jangan biarkan mitos-mitos yang tidak berdasar menghalangi Anda membangun masa depan yang lebih stabil. Pilih strategi yang tepat, pahami risikonya, dan jadikan emas sebagai bagian penting dari perjalanan finansial Anda.