Polymyalgia Rheumatica (PMR) adalah penyakit peradangan yang umumnya menyerang orang berusia di atas 50 tahun. Meskipun namanya terdengar asing, gejalanya sering dialami oleh banyak orang tanpa disadari.


Penyakit ini menyebabkan nyeri dan kaku hebat pada otot-otot besar, khususnya di bahu dan panggul, terutama saat bangun tidur. Jika tidak segera dikenali dan ditangani, kondisi ini bisa berkembang menjadi komplikasi serius yang mengganggu aliran darah ke kepala dan organ penting lainnya.


Gejala Awal yang Sering Diabaikan


Pada awalnya, PMR sering disalahartikan sebagai keluhan otot biasa akibat usia atau kelelahan. Namun, gejalanya khas dan perlu diwaspadai. Umumnya, penderita merasakan:


- Kaku dan nyeri di kedua bahu atau panggul


- Kesulitan mengangkat tangan atau bangun dari tempat duduk


- Kekakuan paling parah dirasakan saat pagi hari atau setelah lama beristirahat


- Gejala membaik dengan aktivitas ringan sepanjang hari


Sekitar 40% penderita juga mengalami gejala sistemik seperti kelelahan berkepanjangan, demam ringan, penurunan berat badan, dan perubahan suasana hati seperti sedih atau mudah cemas. Gejala-gejala ini sering membingungkan karena menyerupai infeksi atau gangguan lainnya.


Sulitnya Diagnosis dan Strategi Menghadapinya


Sampai saat ini, belum ada tes tunggal yang dapat memastikan seseorang menderita PMR. Diagnosis biasanya dibuat berdasarkan kombinasi gejala klinis, hasil pemeriksaan darah, dan pencitraan.


Tes laboratorium yang biasa dilakukan meliputi pemeriksaan laju endap darah (ESR) dan C-reactive protein (CRP), yang menunjukkan adanya peradangan di dalam tubuh. Meskipun kebanyakan pasien PMR menunjukkan peningkatan nilai-nilai ini, ada juga yang tetap normal sehingga evaluasi klinis yang teliti tetap sangat diperlukan.


Saat ini, ultrasonografi (USG) menjadi alat bantu yang semakin diandalkan. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya peradangan di area bahu dan panggul, seperti radang pada bursa atau tendon. Selain PMR, dokter juga harus menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang memiliki gejala serupa, seperti artritis reumatoid, spondiloartritis lanjut usia, serta kondisi langka seperti RS3PE dan vaskulitis pembuluh besar.


Pentingnya Rujukan Dini ke Spesialis


Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rujukan awal ke ahli reumatologi atau klinik fast-track khusus dapat mengurangi angka rawat inap dan mempercepat penanganan. Pasien yang ditangani lebih awal umumnya memiliki respons pengobatan yang lebih baik dan kualitas hidup yang meningkat.


Sayangnya, data menunjukkan bahwa akurasi diagnosis PMR di layanan kesehatan primer hanya sekitar 50%. Hal ini menunjukkan perlunya edukasi berkelanjutan bagi dokter umum dan perawat agar lebih peka terhadap gejala-gejala awal PMR dan pentingnya mengikuti pedoman diagnosis terkini.


Terobosan Terbaru: Penanda Biologis dan Pendekatan Terapi Baru


Selama ini, pengobatan utama PMR mengandalkan kortikosteroid seperti prednisone. Obat ini efektif meredakan gejala, namun penggunaan jangka panjang bisa memunculkan efek samping seperti risiko infeksi, pengeroposan tulang, dan gangguan metabolik.


Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian ilmuwan tertuju pada jalur peradangan yang melibatkan interleukin-6. Terapi biologis yang menargetkan jalur ini, seperti tocilizumab, mulai digunakan terutama pada pasien yang tidak merespons dengan baik terhadap steroid. Selain itu, methotrexate juga sering ditambahkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap kortikosteroid, terutama pada pasien yang memerlukan terapi jangka panjang.


Pentingnya Edukasi dan Deteksi Dini


Dr. Kenneth G. Saag, seorang ahli reumatologi ternama, menekankan pentingnya mengenali gejala awal PMR untuk memulai terapi secepat mungkin dan mencegah komplikasi yang lebih berat. "Diagnosis yang tertunda seringkali berkaitan dengan beban pengobatan yang lebih berat dan kualitas hidup yang menurun," tegasnya.


Sementara itu, Dr. John H. Stone menyatakan bahwa evaluasi klinis yang cermat, ditambah dengan pemanfaatan teknologi pencitraan, adalah kunci keberhasilan diagnosis. Ia juga menekankan pentingnya memahami keterkaitan PMR dengan kondisi lain seperti arteritis sel raksasa.


Polymyalgia rheumatica bukan penyakit ringan yang bisa dibiarkan begitu saja. Rasa nyeri dan kaku yang muncul terutama di pagi hari bisa menjadi sinyal tubuh bahwa ada peradangan serius yang sedang berlangsung. Deteksi dini, pemeriksaan menyeluruh, dan rujukan cepat ke spesialis sangat menentukan hasil pengobatan.