Siapkan diri Anda untuk petualangan matahari terbit yang tak terlupakan di puncak legendaris Mauritius, Le Morne Brabant.
Gunung setinggi 556 meter ini tidak hanya menawarkan pemandangan dramatis dari semenanjung yang memukau.
Tetapi juga menjadi tempat terbaik untuk menyaksikan ilusi optik terkenal dunia "air terjun bawah laut" yang tampak seolah mengalir ke kedalaman samudra dari atas langit.
Dari hamparan pohon kelapa yang melambai di kaki bukit hingga tebing-tebing batu yang terbakar matahari di puncaknya, setiap langkah menuju puncak adalah petualangan penuh kejutan yang menunjukkan sisi lain dari Mauritius, lebih dari sekadar pantai. Ini adalah tantangan mendaki yang akan membayar semua usaha Anda dengan pemandangan luar biasa dan pengalaman yang tak ternilai.
Le Morne Brabant terletak di ujung barat daya pulau, dekat wilayah Black River, menjulang setinggi 556 meter di atas permukaan laut. Pada tahun 2008, kawasan ini dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO karena nilai sejarahnya yang luar biasa. Di masa lalu, gunung ini menjadi tempat persembunyian yang sulit dijangkau, menyimpan kisah-kisah perjuangan dan kebebasan yang menginspirasi hingga kini.
Tebing curam di sisi barat jatuh langsung ke dalam laguna biru kehijauan yang menakjubkan, sementara lereng timur dihiasi ladang tebu yang rimbun. Jalur pendakian sepanjang 6,5 km pulang-pergi ini mengajak Anda menjelajahi dua sisi Mauritius, alam liar dan keindahan tropis yang berpadu sempurna.
Pintu masuk jalur pendakian dibuka mulai pukul 5 pagi, tanpa biaya masuk. Tidak ada petugas di pagi hari, jadi datang lebih awal memberi keuntungan berupa udara sejuk dan langit yang masih bersih dari kabut.
Fasilitas terbatasha, nya tersedia lahan parkir kecil dan satu kamar mandi umum di pintu masuk. Tidak ada toko atau tempat isi ulang air, jadi pastikan membawa minimal 2 liter air per orang (harga sekitar Rp25.000 per botol di kota). Jangan lupa sunscreen ramah terumbu karang (sekitar Rp250.000 per tabung), sepatu hiking yang kokoh, topi lebar, dan tas ransel ringan.
Sewa mobil dari Bandara Internasional Sir Seewoosagur Ramgoolam dimulai dari sekitar Rp400.000 per hari. Perjalanan sejauh 35 km dapat ditempuh dalam 45 menit melalui rute M3 dan B9, dengan parkir gratis tersedia di lokasi.
Jika memilih taksi dari hotel atau resort sekitar, tarif rata-rata adalah sekitar Rp480.000 sekali jalan. Alternatif hemat, bus umum Rute 56 berhenti sekitar 2 km dari pintu masuk jalur. Anda hanya perlu berjalan sebentar melewati jalan tanah.
Untuk pengalaman yang lebih nyaman, Anda bisa memesan pendakian dengan pemandu lokal lewat platform seperti GetYourGuide, berangkat pukul 4 pagi dan kembali sebelum tengah hari dengan tarif sekitar Rp800.000 per orang, termasuk briefing singkat dan air minum.
Bagian awal sepanjang 2,5 km melewati hutan mahoni dan kelapa, dengan jalur beraspal dan bertanda jelas. Jalur ini menanjak sekitar 300 meter dalam waktu 90 menit. Beberapa bangku tersedia di titik-titik pandang, di mana Anda bisa menikmati panorama terumbu karang dan laguna yang membentang di bawah.
Para pendaki pemula menyebut bagian ini "sedang", tetapi suhu hangat dan kelembapan tinggi bisa menjadi tantangan tersendiri jika Anda belum terbiasa.
Selepas jalur beraspal, petualangan sesungguhnya dimulai. Anda akan memasuki area berbatu sepanjang 2 km yang mengharuskan Anda memanjat dengan tangan dan kaki. Pegangan berupa rantai logam dan kabel sudah dipasang di titik-titik sulit. Tidak ada naungan di sini, matahari akan menemani Anda sepenuhnya.
Bagian ini memerlukan waktu 90 hingga 120 menit, tergantung kecepatan dan kondisi fisik. Banyak pendaki memilih berhenti di sini tanpa mencapai puncak, namun tetap puas dengan pemandangan luar biasa yang tersaji.
Setibanya di puncak setinggi 556 meter, Anda akan disambut pemandangan setengah lingkaran yang memukau, laguna berkilauan di barat, ilusi "air terjun bawah laut" ke utara, dan perkebunan teh membentang di timur.
Waktu terbaik untuk foto adalah antara pukul 6 hingga 8 pagi, saat cahaya masih lembut. Meskipun jalur ini terbuka hingga pukul 5 sore, cuaca sore sering berubah cepat dan bisa membawa kabut atau hujan mendadak.
Siapkan waktu 4–5 jam untuk perjalanan pulang-pergi sejauh 6,5 km ini. Pendaki berpengalaman biasanya menyelesaikannya dalam 3,5 jam, sementara pemula mungkin butuh hingga 6 jam. Disarankan mulai sebelum pukul 6 pagi untuk menghindari panas tengah hari dan mendahului kumpulan awan sore.
Musim pendakian terbaik adalah antara Juni hingga Oktober dengan suhu harian sekitar 25–30°C. Bulan-bulan lain cenderung lebih lembap, dengan kelembapan bisa mencapai 70%, pastikan Anda mengatur kecepatan dan membawa cukup cairan.
Selalu ikuti jalur yang sudah ditandai untuk menghindari area privat. Bawa ponsel dengan baterai penuh, meskipun sinyal bisa hilang di beberapa titik. Gunakan sunscreen yang ramah lingkungan dan oleskan ulang setiap dua jam.
Beritahu staf hotel tentang rencana pendakian Anda, dan jika ada tanda-tanda badai atau petir, tunda pendakian. Jalur berbatu menjadi sangat licin saat hujan. Membawa kotak P3K dan tali simpul dasar juga disarankan untuk keamanan ekstra.
Jika Anda mencari kemewahan, St. Regis Mauritius Resort menawarkan shuttle ke jalur pendakian dengan tarif mulai dari Rp5.600.000 per malam. Untuk kelas menengah, 20° Sud Resort & Spa tersedia mulai dari Rp1.900.000 per malam.
Bagi pelancong hemat, Hennessy Park Hotel di Flic en Flac menawarkan tarif mulai dari Rp1.200.000 per malam, lengkap dengan layanan sewa mobil dan paket pendakian berpemandu.
Le Morne bukan sekadar gunung, ini adalah pengalaman yang membakar semangat petualang Anda. Dengan jalur berbatu yang menantang dan pemandangan dari langit yang luar biasa, pendakian ini menjadi sorotan utama setiap perjalanan ke Mauritius.
Jadi, siapkah Anda memburu keajaiban air terjun tersembunyi dari atas awan dan membawa pulang kisah tak terlupakan dari puncak Le Morne? Mari jejakkan kaki di jalur legendaris ini dan ciptakan momen yang akan dikenang seumur hidup!