Mereka mengapung seperti hantu, bercahaya bak lentera, dan melayang tenang di dalam air. Tapi ketika mendengar bahwa ubur-ubur tidak punya otak, tentu muncul pertanyaan besar: Bagaimana mungkin makhluk tanpa otak bisa bertahan hidup, bergerak, bahkan makan?


Hari ini, kita akan menyelami rahasia kehidupan makhluk laut yang tampak sederhana ini. Mari kita lihat lebih dekat bagaimana ubur-ubur mampu bertahan di lautan luas tanpa organ yang kita anggap sangat penting: otak.


Benar, Ubur-Ubur Tidak Punya Otak!


Fakta pertama yang harus diketahui: ubur-ubur memang tidak memiliki otak sama sekali, bahkan tidak ada sedikit pun. Selain itu, mereka juga tidak punya jantung, paru-paru, atau tulang. Tapi jangan salah, mereka bukan sekadar gumpalan tanpa bentuk.


Ubur-ubur mengandalkan sistem saraf sederhana yang disebut jaringan saraf, jaringan saraf ini tersebar merata di seluruh tubuhnya, terutama di tepi "tenda" mereka yang menyerupai payung. Jaringan saraf ini memungkinkan ubur-ubur merasakan perubahan cahaya, sentuhan, dan bahkan arah arus air.


Sistem ini ibarat "autopilot" yang sangat sederhana. Tidak ada pusat pengendali seperti otak kita, namun cukup untuk membuat mereka tetap hidup dan bergerak.


Bagaimana Ubur-Ubur Bergerak?


Ubur-ubur bukanlah perenang yang kuat, dan memang mereka tidak perlu menjadi seperti itu. Mereka bergerak dengan cara memompa tubuhnya seperti detak jantung yang lambat, mengerutkan "payung" mereka ke dalam dan ke luar. Gerakan ini mendorong air ke belakang sehingga ubur-ubur terdorong maju.


Sebagian besar waktu mereka hanyut mengikuti arus laut dan itu sudah cukup untuk gaya hidup mereka. Namun saat butuh bergerak cepat, misalnya menghindari bahaya, ubur-ubur akan memompa tubuhnya lebih cepat menggunakan sel otot khusus.


Sinyal dari jaringan saraf menyebar ke seluruh tubuh tanpa perlu keputusan dari otak, dan ini membuat mereka mampu merespons lingkungan secara otomatis.


Cara Ubur-Ubur Mendapatkan Makan Tanpa Berpikir


Lalu, bagaimana mereka menangkap makanan tanpa berpikir? Ini yang menarik: ubur-ubur tidak perlu merencanakan apa pun.


Tenda panjang mereka dipenuhi oleh sel-sel penyengat yang disebut nematosista. Sel-sel ini berfungsi seperti perangkap kecil. Ketika sesuatu menyentuhnya, seperti ikan kecil sel ini otomatis menembakkan racun yang melumpuhkan mangsa.


Setelah itu, ubur-ubur menarik mangsa ke mulutnya yang terletak di tengah "payung" tubuhnya. Semua ini terjadi tanpa perlu berpikir, hanya berdasarkan refleks dan desain tubuh yang sudah sempurna.


Bagaimana Ubur-Ubur Mampu Merasakan Dunia?


Walaupun tidak memiliki mata, telinga, atau otak, ubur-ubur tetap bisa merasakan lingkungan di sekitar mereka. Banyak ubur-ubur memiliki sel peka cahaya yang memungkinkan mereka mendeteksi terang dan gelap. Beberapa jenis juga memiliki statokista, alat kecil yang membantu mereka mengetahui arah atas dan bawah.


Indera sederhana ini cukup membantu mereka menghindari bahaya, mencari cahaya, dan tetap berorientasi di dalam air. Untuk makhluk yang sudah ada lebih dari 500 juta tahun, ini jelas sistem yang sangat efektif.


Kunci Bertahan Hidup: Kesederhanaan


Yang menarik dari biologi ubur-ubur adalah satu hal: kesederhanaan bisa sangat efektif. Alih-alih organ kompleks, ubur-ubur berevolusi untuk melakukan banyak hal dengan sedikit energi.


Tubuh mereka yang lunak dan seperti agar-agar sebagian besar terdiri dari air, sehingga mereka tidak perlu banyak energi untuk mengapung. Mereka tidak berburu secara agresif—makanan datang dengan sendirinya.


Gaya hidup minimalis ini memungkinkan mereka bertahan hidup di seluruh lautan dunia, dari perairan tropis hangat hingga kedalaman laut yang dingin.


Apakah Ubur-Ubur Sebenarnya Sederhana?


Tidak sepenuhnya. Beberapa ubur-ubur, seperti ubur-ubur kotak, ternyata cukup cerdas. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ubur-ubur kotak bisa belajar dari pengalaman walaupun tanpa otak.


Dalam sebuah studi tahun 2023, para ilmuwan melatih ubur-ubur kotak untuk menghindari rintangan. Mereka mengubah pola renangnya sebagai respons, bukti bahwa sistem saraf sederhana mereka bisa melakukan proses pembelajaran dasar.


Jadi, walaupun ubur-ubur tidak "berpikir" seperti manusia, mereka mampu merespons dunia dengan cara yang jauh lebih kompleks dari yang kita kira.


Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Ubur-Ubur?


Ubur-ubur mengingatkan kita bahwa kecerdasan bukan satu-satunya jalan untuk bertahan hidup. Mereka telah hidup lebih lama dari dinosaurus dan bertahan melewati berbagai perubahan besar di bumi.


Kesederhanaan mereka sangat efisien. Bahkan sekarang, para insinyur dan peneliti medis mempelajari ubur-ubur untuk mengembangkan robot yang hemat energi dan kemajuan dalam bidang bioteknologi.


Haruskah Kita Khawatir dengan Ubur-Ubur?


Kadang-kadang iya. Ketika populasi ubur-ubur membesar secara berlebihan disebut ledakan ubur-ubur, mereka bisa mengganggu industri perikanan dan bahkan menyumbat saluran intake pembangkit listrik.


Ledakan ini sering terjadi akibat kenaikan suhu laut atau berkurangnya predator alami seperti penyu laut. Namun, ubur-ubur sebenarnya tidak "salah". Mereka hanya memanfaatkan kondisi lingkungan yang berubah.


Dalam arti tertentu, mereka menjadi sinyal alami kesehatan lautan.


Jadi, Bisakah Hidup Tanpa Otak?


Kalau ubur-ubur saja bisa, jawabannya adalah: bisa! Mereka adalah bukti bahwa ada banyak cara untuk bertahan hidup di dunia ini.


Mereka tidak perlu terlalu banyak berpikir, tidak perlu stres, dan tidak perlu merencanakan segala sesuatu. Desain kuno mereka sudah cukup untuk terus mengapung, makan, dan berkembang biak selama lebih dari setengah miliar tahun.